Semua berawal dari kampus.
Kita nggak sengaja satu kelas karena dapat mata kuliah yang sama. Waktu itu, kamu tiba-tiba nawarin aku telur rebus—aku tolak, tentu saja, sambil senyum malu. Siapa sangka, dari hal se-random itu, cerita ini mulai berjalan.

Perkenalan pun terjadi, karena di awal kelas dosen meminta kami menyebutkan nama dan tempat kerja. Nggak lama setelah itu, kamu diam-diam stalking akun sosial mediaku—ketahuan karena aku memang sering live saat kerja. Lucu juga, ternyata kamu penasaran.

Dan entah bagaimana, semesta ikut campur. Kita malah akhirnya sekelompok bareng. Dari yang awalnya cuma “teman sekelas,” jadi lebih sering ngobrol, lebih dekat, dan... jadi kamu yang sekarang ada di hidupku.

Dan waktu pun berjalan. Hubungan ini bukan cuma soal senyum-senyum dan chatting lucu. Aku tahu, aku mau yang serius. Setelah memantapkan hati, akhirnya di tanggal 13 April 2025, aku berdiri di depan kedua orang tua kita—dan keluarga besar yang lain—untuk melamarmu.
Bukan cuma karena cinta, tapi karena aku yakin:
Kamulah rumah yang ingin aku pulangin setiap hari.